Semuanya berawal di tahun 2009 di mana tim Getty Conservator Institute dari California mengunjungi Tut’s tomb (Kuburan Tuts). Mereka menemukan banyak bagian dari peninggalan bersejarah tersebut yang rusak ditelan oleh waktu. Sebagai tim konservator, Getty telah berinovasi, menemukan berbagai cara untuk membudayakan peninggalan tersebut. Salah satunya adalah ‘facsimile project’.
Facsimile project, apakah itu? Facsimile project dilakukan dengan cara scanning segala sisi dari suatu peninggalan bersejarah yang asli, lalu di-render secara 3D oleh komputer untuk membentuk replika dari objek tersebut. Wow!
Teknik ini sudah dikembangkan sejak beberapa tahun silam. Di tahun 2007, salah satu artist berhasil membuat replika lukisan tersohor“The Wedding at Cana” yang ditampilkan oleh Napoleon di tahun 1797 di Louvre, menggunakan teknik scan dan rendering.
Kemajuan teknologi mendukung inovasi-inovasi baru dalam membudidayakan hasil karya bersejarah yang tak ternilai harganya. Salah satunya adalah Lucida scanner, diciptakan oleh Manuel Franquelo, yang bisa medokumentasi every little detail dari setiap objek dengan lebih jelas. Sudah banyak hasil peninggalan jaman Renaissance yang didokumentasi oleh Lucida scanner ini.
Para artis percaya bahwa, peninggalan bersejarah tersebut harus dijaga meskipun sudah berabad-abad usianya. Dengan teknik-teknik baru ini, setidaknya kita masih bisa membuat replika objek tersebut. Di tahun 2018 nanti, Factum berharap agar bisa membuat art exhibition replika Polittico Griffoni di National Gallery in London.
Sumber:
www.newyorker.com